Home | Vol 18 Table of Contents | Previous Issues | Contact Us: 07 55278753 / 0405463663 | Email: judybyronbay@yahoo.com

Telah Terbit Buku Masyarakat dan Negara.

Sebuah PersoalanKarya Ignas Kleden PERTANYAAN tentang hubungan negara dan masyarakat merupakan sebuah pokok kajian yang penting dan menarik, baik secara akademis maupun secara politis. Secara akademis pertanyaan ini penting karena kedudukan negara yang demikian sentral dalam kehidupan bersama harus dijelaskan dan perlu diberi pembenaran. Adapun pembenaran ini diperlukan karena di samping negara sudah ada bentuk kehidupan bersama lainnya yaitu masyarakat, yang sudah lebih tua usianya dari negara. Bentuk kehidupan dalam masyarakat ini mencakup satuan-satuan kehidupan bersama seperti komunitas, kelompok etnis, tribes, pengelompokan agama, masyarakat adat, perkumpulan olahraga dan seni-budaya, organisasi kerja tradisional maupun modern, pasar dan perdagangan, maupun sistem kekerabatan atau pun perkumpulan waktu senggang.

Di lain pihak studi dan penelitian tentang negara secara umum meliputi tiga bidang yang cukup berbeda satu sama lain. Pertama, studi-studi filosofis (social philosophy) bertujuan memberi pendasaran tentang mengapa ada negara: mengapa negara boleh ada, harus ada, dan sebaiknya ada. Kedua, studi-studi hukum (studi-studi yuristis) menetapkan kaidah dan peraturan normatif yang menjadi pegangan dalam membentuk suatu negara dan cara menjalankannya. Ketiga, studi-studi ilmu-ilmu sosial menyelidiki bentuk konkret-historis dari negara, tingkah laku negara beserta kecenderungan-kecenderungannya dan hubungan antara satu negara dengan negara lainnya. Dikatakan secara lain, studi-studi filosofis berurusan dengan legitimasi adanya negara, studi-studi yuristis berurusan dengan legalitas adanya negara, yaitu asas-asas dan norma dalam membentuk dan menjalankan negara, sedangkan studi-studi ilmu sosial berurusan dengan konstruksi sosial dari kemunculan dan berkembangnya suatu negara. Patut dikatakan di sini bahwa sejauh menyangkut bidang studi filosofis yang berkenaan dengan legitimasi adanya negara, sejarah politik dan sejarah intelektual di Indonesia tidak memberi banyak sumbangan yang berarti.

Para pemikir dan pendiri Republik Indonesia lebih banyak mengandalkan studi-studi filosofis yang telah dilakukan di negara-negara lain, khususnya di negara-negara Barat. Buku ini mengupas tema-tema tentang persoalan praktik bernegara dan bermasyarakat di Indonesia. Ketimpangan hubungan negara dan masyarakat atau idealitas praktik bernegara dan bermasyarakat dipaparkan dan dianalisis dengan jernih dan tajam oleh Ignas Kleden.Ignas Kleden adalah sosok yang tidak pernah kehabisan energi untuk menuangkan ide-idenya dalam tulisan. Ia merupakan penulis yang sangat produktif dan selalu mengedepankan pesan-pesan moral dan humanitas dalam mengamati dan menganalisis peristiwa di sekitarnya dengan kepekaan sosial yang luar biasa. Begitu juga dalam buku yang dibagi menjadi empat bagian ini (politik dan demokrasi, negara dan pemerintahan, hukum dan moral, serta sejarah). Bagian pertama, “Politik dan Demokrasi”, mengupas tentang ruang politik dan demokrasi di Indonesia pra dan pascareformasi; bagaimana politik dijalankan dan tahapan berdemokrasi mulai dijadikan dasar dalam bertindak, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Pada bagian ini kita diajak untuk mencermati bagian mana saja dan yang terpenting dari institusi negara yang mesti dibenahi dalam proses menuju negara demokrasi dan welfare state. Kritik-kritik yang lebih terbaca sebagai sebuah pesan dan nasihat yang bijak bagi semua komponen masyarakat kita dapati pada bagian ini sebagai kontribusi yang sangat berarti bagi Indonesia masa depan. Bagian kedua, “Negara dan Pemerintahan”, merupakan refleksi atas jalannya pemerintahan oleh para pemimpin di Indonesia.

Pertanggung jawaban kepada publik (public accountability) yang tidak dilaksanakan secara semestinya di negara ini sebagaimana tuntutan transparansi atau keterbukaan mungkin menjadi kendala yang signifikan bagi sebuah pemerintahan untuk menuju good government yang akhirnya juga menunda terciptanya good governance. Oleh karena itu, tulisan pada bagian ini bisa menjadi i’tibar bagi siapa pun yang merasa bertanggung jawab atas kewajiban terwujudnya keadilan sosial sebagai ekspresi dan ciri dari negara atau masyarakat yang berbudaya, beradab, dan demokratis. Bagian selanjutnya, yakni “Hukum dan Moral”, berisi harapan penulis akan terciptanya kedaulatan hukum di atas segala kepentingan. Kedaulatan hukum bukanlah sekadar retorika semata, akan tetapi merupakan cita-cita bersama yang harus diterakan di setiap benak manusia yang menjunjung moralitas dan rasa keadilan. Setiap orang yang bermoral akan dengan sendirinya merasa malu bila melanggar hukum, sehingga akan bertumbuh kembang shame culture yang menopang dan menjamin dipatuhinya hukum tanpa meninggalkan substansi dan cita-cita keadilan. “Sejarah” merupakan bagian yang paling akhir dari empat bagian tulisan dalam buku ini.

Bagian ini mengupas tentang bagaimana seharusnya melihat dan menilai sesuatu yang menjadi bagian dari masa lalu serta memperlakukan peristiwa yang termasuk sejarah tersebut. Sejarah bukanlah sesuatu yang harus dilupakan begitu saja, dan bukan pula dikenang untuk memberi beban kini dan masa depan. Sejarah merupakan sisi kehidupan yang tidak bisa dibuang dan dihapus dalam sekejap mata, akan tetapi, menurut Ignas, harus ada distingsi yang jelas dalam bersikap terhadap masa lalu, mana kebajikan yang harus ditauladani dan mana keburukan atau kesalahan sejarah yang memang harus ditinggalkan atau diadili sekalipun. Kebajikan dan kesalahan adalah sejarah dalam arti sebenarnya. Menganggap sejarah hanyalah kebajikan adalah romantisme. Sebaliknya, menganggap sejarah hanyalah kejahatan adalah patologi.Akhirnya, buku Masyarakat dan Negara; Sebuah Persoalan merupakan bagian dari usaha “pencerahan” yang ingin dipersembahkan kepada seluruh anak bangsa yang di pundaknya diserahkan nasib bangsa dan negara ini. Buku ini juga menggagas sesuatu bukan untuk mendapatkan solusi final, melainkan persoalan yang justru akan terus-menerus membutuhkan kajian dan diskusi yang tak berkesudahan selama demokrasi dan penghormatan atas hak-hak asasi seluruh manusia masih dicoba untuk ditegakkan.

Tentang PenulisIGNAS KLEDEN dilahirkan di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur, 19 Mei 1948. Menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ilmu Filsafat dan Teologi, Seminari Tinggi Katolik St. Paulus, Ledalero, Maumere, Flores (1966-1974). Gelar Filsafat Politik (MAPhil) diraihnya pada Hochschule Fuer Philosophie, Munich, Jerman (1979-1982), sedangkan gelar Doktor Sosiologi (Dr. rer. soc.) diraihnya di Universitas Bieledeld, Jerman (1989-1995) dengan tesis berjudul The Involution of The Involution-Thesis: Clifford Geertz’s Studies of Indonesia Revisited dengan predikat magna cum laude. Selain itu, menjadi peserta “The International House of Japan” dalam Asia Leadership Fellow Program dengan laporan penelitian Encounter with Japan: Understanding through Japan yang diterbitkan dalam Program Report, Asia Leadership Fellow Program, International House of Japan/Japan Foundation Asia Center, Tokyo, 1998 dengan judul “Intellectual Concern and Critiques in Southeast Asia” (1996-1997). Sejak 1997, menjadi anggota kehormatan seumur hidup International House of Japan. Sekarang bekerja sebagai direktur CEIA (Center for East Indonesian Affairs), di Jakarta, sambil menjadi Ketua Komisi Indonesia KAAD (Katholischer Akademischer Austanschdienst), sebuah lembaga Katolik Jerman, yang memberi beasiswa untuk mahasiswa asing.

Menjadi Anggota Dewan Penyantun untuk STF Driyarkara, Jakarta, dan Universitas Atmajaya, Jakarta. Menjadi pengajar tidak tetap pada program pasca sarjana STF Driyarkara, dan jurusan komunikasi Universitas Indonesia. Menjadi anggota Komite Indonesia untuk API (Asian Public Intellectual), sebuah program beasiswa Nippon Foundation, Jepang, untuk penelitian antarnegara di Asia Tenggara. Menjadi anggota Akademi Jakarta sejak 2002. Menulis artikel untuk Kompas, Tempo, Jakarta Post, Jakarta, dan menyumbang karangan untuk beberapa buku yang terbit di dalam dan di luar negeri. Buku-buku yang sempat diterbitkannya adalah Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan (LP3ES, Jakarta, 1988) dan Menulis Politik: Indonesia sebagai Utopia (Penerbit Kompas, Jakarta, 2001), serta Sastra Indonesia dan Saya (segera terbit) yang memuat beberapa studi tentang karya prosa dan puisi Indonesia. Spesifikasi BukuJudul: Masyarakat dan Negara; Sebuah PersoalanPenulis: Ignas KledenPenerbit: Indonesia TeraTebal: lxiv, 228 halaman, 21 cmTerbit: Maret 2004Harga: Rp35.000,-Australia Indonesia Arts Alliance

Home | Vol 18 Table of Contents | Previous Issues